Oleh: Ari Ariyandi Gunawan *
Manusia ditakdirkan punya
akal. Dengan adanya akal itulah manusia berbeda dengan binatang. Manusia bisa mengerti dan memahami aturan dan
hukum karena ada akal. Tapi kambing tidak pernah bisa mentaati hukum, etika,
dan norma karena tidak punya akal. Manusia
mampu bekerja karena menggunakan tenaga dan akalnya. Sedangkan binatang mampu
bekerja hanya saja menggunakan tenaga dan instingnya atau nalurinya saja.
Insting itu ada pada diri
manusia dan binatang, seperti rasa haus dan lapar, hasrat seksual, dan lain-lain.
Tapi akal hanya ada pada manusia. Manusia ketika bekerja pasti menggunakan akal,
tenaga, dan instingnya. Selain itu, manusia juga akan berupaya mentaati aturan, etika, dan hukum yang
berlaku.
Bekerja adalah ciri hidup manusia. Tanpa bekerja seperti tidak ada kehidupan. Sedikitnya terdapat 8 alasan mengapa manusia wajib bekerja.
1.Menjaga
Kehormatan Diri
Salah satu ciri bahwa
seorang manusia itu hidup adalah mampu bekerja, menggunakan tenaga, akal, dan
instingnya. Sehingga derajat kehormatan diri manusia terletak pada apa yang telah dikerjakannya, bukan pada apa
yang telah dimintanya. Seseorang tidak bisa dikatakan terhormat ketika tidak
mampu bekerja, seperti meminta-minta, mengkhayal, dan menipu.
Perbandingan derajat
kehormatan diri antara seorang kuli bangunan yang penghasilannya recehan dengan pejabat korup yang penghasilannya
miliaran, pasti derajatnya lebih tinggi seorang
kuli bangunan. Seorang kuli bangunan punya kehormatan karena bekerja. Sedangkan
pejabat yang korup itu pada dasarnya tidak bekerja ketika memakan hak rakyat
secara zalim.
Baca Juga: 6 Alasan Wajib Punya Cita-Cita
Penghasilan Rp.10.000,- yang
diperoleh dari hasil berdagang, itu suatu bentuk hasil dari menjaga kehormatan diri.
Sedangkan penghasilan 1 miliar rupiah yang diperoleh dari hasil menipu atau
korupsi, itu suatu bentuk kehinaan yang akan terasakan berlangsung lama dan bikin hidup tidak tenang.
Kalau manusia merasa punya
akal, maka manusia itu harus bekerja. Kalau manusia hanya menggunakan instingnya
saja, itu tidak ada bedanya dengan binatang. Manusia yang hanya menggunakan instingnya saja, sama
saja dengan tidak punya kehormatan.
Begitu juga bekerja itu dapat menjaga kehormatan diri karena
tidak meminta-minta kepada orang lain. Dengan
bekerja manusia mampu menjadikan dirinya bermanfaat, baik bagi dirinya sendiri
juga orang lain.
Baca Juga: 9 Potensi Bangkit dari Kebangkrutan
2.Menyelamatkan
Karakter Laki-laki
Bukanlah laki-laki kalau tidak
mampu bekerja. Karena laki-laki itu pada
umumnya lebih berdaya untuk bekerja ketimbang perempuan. Jangan terbalik, perempun
bekerja di luar, laki-laki diam dirumah mengatur urusan rumah tangga, seperti ngepel,
mencuci piring, mengasuh anak, dan pekerjaan rumah tangga lainnya. Sehingga kalau
ingin menyelamatkan karakter sebagai laki-laki sejati, segera bekerja.
Tidak perlu beralasan tidak ada lowongan kerja padahal setiap hari
pasar selalu terbuka untuk berdagang. Tidak
perlu beralasan tidak punya modal padahal ada tenaga, akal, dan insting. Tidak perlu beralasan sedang
menunggu mendapatkan kerja berdasarkan keahlian, padahal tidak ada salahnya dan
tidak perlu malu ketika mencari pengalaman menjadi tukang atau pedagang.
Baca Juga: 7 Manfaat Tradisi Berdagang
3.
Punya Penghasilan
Orang yang bekerja konsekuensinya
akan punya penghasilan dari pekerjaannya itu sehingga mampu membangun kehidupan.
Sedangkan orang yang menganggur pasti tidak bisa membangun kehidupan. Kalau ada
orang yang menganggur tapi mendapatkan penghasilan pasti itu sedang berhutang kehidupannya
karena tidak punya nilai kerja.
Ingin berbisnis, ingin membuat
rumah, ingin menikah, ingin punya kendaraan, pada dasarnya harus punya
penghasilan dulu. Kalau tidak punya
penghasilan tidak mungkin bisa membiayayai itu semua dan tidak mungkin bisa
menabung. Orang yang bekerja dan punya penghasilan itu kemungkinan besarnya
bisa menabung dan merencanakan masa depannya
menjadi lebih baik. Orang yang tidak bekerja dan tidak punya penghasilan selain
berhutang, tidak mungkin bisa merencanakan kehidupannya di masa depan.
Baca Juga: Persiapan Kerja Bagi Pemula
4.
Mempraktekan keahlian dan ilmu
Keahliaan tidak mungkin
dapat diakui tanpa dipraktekan. Ilmu tidak mungkin berkah atau ada manfaatnya
kalau tidak digunakan dengan bekerja. Dunia kerja, tidak mungkin dapat mengakui
keahliaan dan ilmu ketika tidak dipraktekan
dalam bekerja. Keahlian dan ilmu akan bermanfaat ketika bekerja.
5.Meningkatkan
Status Sosial
Orang yang bekerja dengan
orang yang menganggur status sosialnya berbeda.
Orang yang mengangur walupun banyak uangnya tetap saja akan diaggap pengangguran.
Sedangkan orang yang bekerja walaupun berpenghasilan kecil akan dianggap pekerja.
Ketika ada suatu masalah di masyarakat, yang sering kali dicurigai biasanya orang
yang menganggur ketimbang orang yang bekerja. Orang yang bekerja pasti sibuk dengan pekerjaan dan rutinitas
lainnya. Kalau orang yang menganggur pasti tidak ada kesibukan dan rutinitas
kerja. Karena itulah, biasanya orang yang menganggur lebih dicurigai melakukan
perbuatan kriminal ketimbang orang yang
bekerja.
6.Merintis
karir
Ingin merintis karir berdasarkan
keahlian tertentu untuk mencapai jabatan seperti Direktur, Komisaris, CEO, dan
jabatan tinggi lainnya, tidak bisa dilakukan dengan cara menganggur dulu. Karir
bukanlah khayalan. Karir tidak bisa diklaim atau diaku-aku tanpa kenyataan . Tidak
ada orang yang sukses berkarir dengan modal klaim palsu. Tidak orang yang kaya
sebenarnya dari hasil mengaku-ngaku pekerjaan orang lain atau jabatan orang
lain. Merintis karir hanya dapat dilakukan dengan memulai bekerja, bisa mencari
pengalaman dulu, memupuk keahlian, syukur-syukur menjadi pegawai tetap.
7.Mendapatkan
Jabatan
Kalau hanya bekerja saja,
tidak berambisi untuk memperoleh jabatan, pasti tidak akan ada kemajuan, tidak
akan menjadi ahli, dan tidak akan mendapatkan penghasilan besar. Bahkan suatu jabatan
itu dapat dijadikan sebagai sarana untuk meraih kekayaan dengan cara yang benar
dan amanah. Kerena itu ingin memperoleh jabatan merupakan salah hal yang dapat
dijadikan alasan untuk melaksanakan kewajiban bekerja.
8.Membangun
Keluarga
Membangun kehidupan sosial yang
baik dapat dimulai dengan membangun keluarga. Kalau keluarga sudah baik pasti kehidupan sosial
juga akan baik. Ketika kehidupan sosial sudah baik, pasti pemerintah dan negara
akan ikut membaik. Membangun keluarga juga
merupakan sarana untuk memiliki keturunan dan memeliharanya. Membangun keluarga
pastinya harus menjalin ikatan pernikahan yang sah, mampu meraih kebahagiaan,
kesejahteraan, dan keberkahan dalam menjalani kehidupan.
Menikah tanpa bekerja dulu,
pasti keluarga akan tergantung orang lain atau saudara dan tentunya belum bisa mandiri.
Membangun keluarga dapat itu
dimulai ketika sudah bekerja dan punya penghasilan besar. Kalau belum punya
pekerjaan dan penghasilan besar, itu bisa saja menikah tapi tidak akan mampu
membangun keluarga. Membangun keluarga
itu perlu perencanaan yang matang untuk
masa depan, persiapan yang kokoh agar rumah tangga tidak mudah goyah dan hidup
susah, perlu rumah dan kendaraan yang layak, dan perlu biaya hidup yang cukup. Karena
itulah prioritaskan dulu melaksanakan kewajiban bekerja dan berpenghasilan
besar sebelum menikah bila ingin membangun keluarga.
Membangun keluarga dapat
dijadikan salah satu alasan yang tepat untuk melaksanakan kewajiban bekerja.
(*)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar