Oleh: Ari Ariyandi Gunawan
Pandemi covid-19 bisa jadi merupakan salah satu penyebab terjadinya resesi ekonomi dan hadirnya fenomena kebangkrutan. Kebangkrutan adalah suatu kondisi dimana pekerjaan sudah tidak bisa lagi mendapatkan penghasilan, perusahaan sudah tidak bisa lagi produksi, hutang tidak bisa dibayar, usaha rugi terus sampai kehabisan modal, dan berbagai bentuk keterpurukan hidup lainnya. Begitulah cerita kebangkrutan yang biasanya terjadi.
Perlu analisis kebangkrutan untuk bisa bangkit. Karena kebangkrutan ekonomi dalam sebuah negara sangat berbahaya bagi rakyat. Sumber kekacauan rakyat dalam sebuah negara bisa terjadi karena adanya kebangkrutan ekonomi. Apabila telah marak terjadi kebangkrutan di indonesia harus segera diatasi. Berdasarkan hasil analisis dan kajian saya, ada 9 potensi yang perlu diperhatikan untuk bisa bangkit dari kebangkrutan.
1.Kedisiplinan
Mampu mengatur waktu, biaya,
tenaga, dan pikiran.Tujuannya agar aktivitas
menjadi efektif dan uang menjadi efisien. Kalau aktvitas sudah efektif, maka
aktivitas menjadi banyak manfaatnya. Kalau
uang sudah menjadi efisien, maka penggunaannya akan tepat sasaran.
Keuntungan dari aktvitas
yang bermanfaat, tentu akan melahirkan perkembangan keterampilan, amal, pengetahuan, dan karya. Kondisi
semacam Itulah yang bisa menjadi modal yang baik untuk bangkit. Kalau keuntungan
dari uang yang tepat sasaran, uang tidak
akan menjadi sia-sia, sisanya bisa digunakan untuk modal usaha atau disimpan.
Kedisiplinan itulah yang bisa
bikin suatu pekerjaan kecil menjadi berpotensi
besar. Penghasilan kecil menjadi berpotensi
besar.
Kedisiplinan itulah yang bisa menjadi potensi untuk bangkit dari kebangkrutan.
2.Kerja Produktif
Sehari ada 24 jam, kebiasaan
orang bekerja sekitar 6-8 jam per hari. Tapi
belum tentu selama jam kerja itu bisa menghasilkan
karya, manfaat, atau keuntungan uang. Kerja yang mampu menghasilkan karya,
manfaat, atau keuntungan uang itulah yang dapat disebut kerja produktif. Kerja
produktif setiap hari harus bisa menghasilkan uang atau setiap hari harus bisa
menghasilkan karya. Apabila tidak bisa menghasilkan uang dan karya, harus bisa menghasilkan
benefit atau manfaat apa saja dari suatu pekerjaan.
Berbeda dengan aktivitas kontraproduktif,
misalnya klaim hak orang lain tanpa izin
untuk tujuan uang, mencaci-maki kerja atau karya orang lain, mengkhayal bisa
ini bisa itu untuk mendapatkan uang belas kasih, kalaupun bekerja sambil banyak mengobrol, sambil merokok, sambil main handphone.
Aktivitas kontraproduktif
tidak bisa bikin bangkit dari kebangkrutan, bahkan bisa lebih parah kebangkrutannya.
Sedangkan kerja produktif, itulah yang bakal menjadi potensi bangkit dari
kebangkrutan.
Baca Juga: 7 Manfaat Tradisi Berdagang
3.Berdasarkan kenyataan
Mengkhayal itu bikin malas,
apalagi ketika sudah menghayal diberikan uang, pasti akan bertambah
kemalasannya. Padahal ketika mendapatkan uang tanpa kerja, analoginya seperti
berhutang kerja. Sedangkan ketika mengkhayal status orang lain, memanfaatkan
status orang lain untuk mendapatkan uang, analoginya seperti menyamun atau
membajak. Kedua aktivitas itu pasti bikin malas, ingin serba instan, dan selalu
berharap keajaiban, seperti orang yang sedang menunggu tukang sulap
mengeluarkan sesuatu dari tangannya, berharap munculnya hadiah atau hal-hal yang menggembirakan. Kedua aktivitas itu pasti bikin malas sehingga
tidak mungkin bisa bangkit dari kebangkrutan. Bahkan aktivitas semacam itu akan
terus menambah kemalasan dan memperluas kezaliman.
Berbeda dengan bekerja berdasarkan kenyataan. Bekerja berdasarkan
kenyataan adalah kerja yang membangun,
bukan kerja yang merusak. Bekerja yang bisa membangun kekayaan, bertambahnya penghasilan,
atau sekedar bekerja yang bisa bikin punya nilai, bukan hutang. Bekerja di pabrik, itu kerja berdasarkan
kenyataan. Bekerja dengan keahlian, itu juga bekerja dengan kenyataan. Menjadi
kuli bangunan, tukang ojek, tukang bengkel mobil atau motor, itu juga kerja berdasarkan kenyataan. Berdagang di
pasar atau dipinggir-pinggir jalan
menjadi pedagang kaki lima, itu juga merupakan
kerja yang berdasarkan kenyataan. Bekerja berdasarkan kenyataan, besar
atau kecilnya penghasilan yang didapatkan merupakan suatu potensi yang bisa
bikin bangkit dari kebangkrutan.
4. Menyimpan dan Investasi
Menyimpan uang itu walaupun hanya
mampu sedikit-sedikit, itu merupakan suatu bentuk kedisiplinan dalam hal
keuangan. Orang yang sudah bisa menabung, sedikitnya sudah bisa mengatur uang
atau mengendalikan uang.
Perusahaan sebesar apapun, sepertinya
bila tidak mampu mengatur keuangan, pasti cepat bangkrut dan sulit untuk bisa bangkit
lagi. Manajeman perusahaan, manajemen bisnis, bahkan manajemen keluarga pada dasarnya
harus mampu mengatur keuangan sebagai salah satu bagian dalam mengelola harta. Kalau
sudah bisa mengatur atau mengendalikan keuangan dengan baik, semua kebutuhan
akan mudah tercukupi. Bahkan kebangkrutan
tidak akan terjadi bila mampu mengatur
atau mengendalikan uang.
Kemampuan mengatur uang pada
dasarnya dari kebiasaan menyimpan uang. Apabila sudah mampu menyimpan sebagian
uang dan sebagiannya lagi untuk
investasi, itulah sudah mampu mengendalikan uang. Uang itu jangan disimpan seluruhnya tidak bergerak. Menyimpan uang itu harus dibarengi
dengan berinvestasi. Investasi itu bukan sekedar berbisnis investasi keuangan
saja, investasi itu bisa berupa modal yang dikeluarkan untuk sebuah usaha.
Misalnya 10 % dari dana
simpanan (tabungan) digunakan untuk modal usaha atau bisnis. Sehingga simpanan
tetap aman, bisnis tetap berjalan. Dari 10 % itu harus berupaya untuk mencapai
target keuntungan. Ketika bisnis atau usaha itu mendapatkan keuntungan, maka
tabunganpun bertambah, asset dan kekayaanpun bertambah. Kalaupun rugi, pasti
ada pengalaman dan pengetahuan baru dari upaya mencapai target. Sehingga dengan
bekal itu, bisnis di masa depan bisa menjadi
lebih baik.
Karena itulah kebiasaan
menyimpan uang dan berinvestasi sebagai wujud pengendalian keuangan merupakan potensi yang bisa bikin bangkit dari kebangkrutan.
Baca Juga: Mengenali Potensi Diri
5.Menjadi Solusi
Manusia di dunia ini ada
tiga macam. Pertama ada manusia yang sepanjang hidupnya lurus saja, berupaya memberikan
manfaat terus kepada orang lain. Itulah manusia
yang bisa menjadi solusi bagi orang lain, termasuk di dalam kehidupan dunia
ini. Kedua, ada manusia yang sangat tergantung kepada orang lain, memanfaatkan
orang lain saja, sampai dirinya lupa diri. Orang semacam itu senang bikin
masalah terus kepada orang lain, baik secara langsung atau tidak langsung
dengan menyembunyikan maksud-maksud tersembunyi. Itulah biasanya manusia yang kehidupannya
tidak tenang, kurang manfaat, tidak berkah, meresahkan, tidak mampu bekerja dan
mendapatkan penghasilan dari pekerjaannya sendiri.
Ketiga, ada orang yang suka mencampurkan
antara membuat masalah dan memberikan manfaat
kepada orang lain, kadang bikin masalah kadang juga menjadi solusi. Orang
yang pertama itulah yang berpotensi bangkit dari kebangkrutan. Orang yang kedua
itulah yang biasanya menjadi penyebab kebangkrutan. Orang yang ketiga itulah
orang yang bisa meramaikan kebangkitan tapi tidak kokoh.Potensi bangkit dari
kebangkrutan ada pada orang yang pertama
dan orang yang ketiga.
6.Introsfeksi Diri
Hati-hati bila sudah merasa
tidak ada yang salah atas diri sendiri. Bisa jadi itulah yang menjadi penyebab
kebangkrutan pada diri sendiri. Introspeksi diri itu bisa berbentuk evaluasi terhadap pekerjaan, penghasilan, dan kebiasaan-kebiasaan dalam
menjalani kehidupan. Dengan introsfeksi diri, bisa menghentikan kebiasaan jelek
untuk mendapatkan kehidupan yang lebih
baik. Dengan introsfeksi diri, orang bisa
mengubah diri dari bernasib jelek menjadi bernasib baik, orang yang miskin
bisa menjadi kaya. Karena dengan introsfeksi diri, bisanya akan tahu dimana letak
kesalahan diri, bagaimana memahami masalah, dan tahu cara memperbaiki kesalahan-kesalahannya.
Demikian, introsfeksi diri merupakan suatu
potensi bangkit dari kebangkrutan.
7.Memperbaiki Diri
Manusia dilahirkan ke dunia
dalam keadaan yang sempurna. Tapi, tidak ada manusia yang sempurna dalam menjalani
kehidupannya. Tidak ada manusia yang mulus tak punya masalah. Tidak ada manusia
yang bersih seluruhnya dari kesalahan dan dosa. Tidak ada manusia yang selalu beruntung
dalam hal usahanya, bisnisnya, pekerjaannya,
dan karirnya. Begitu juga tidak ada manusia yang senantiasa lurus
akhlaknya. Karena itulah penting bagi
manusia untuk selalu melakukan perbaikan diri menuju kepada kesempurnaannya. Ketika
menemui bangkrutan pasti akan segera
memperbaiki diri untuk bangkit. Kebiasaan
memperbaiki diri itulah suatu potensi yang bisa bikin bangkit dari
kebangkrutan.
8.Tidak pasrah kepada nasib
Orang yang tidak pasrah
kepada nasib akan menjadi orang yang punya kemauan keras. Orang yang tidak
pasrah kepada nasib adalah orang yang tidak senang mengharapkan belas kasihan
orang lain. Orang yang tidak pasrah kepada nasib adalah orang yang tidak suka
sekedar menengadahkan tangan sambil menunggu
keajaiban. Bekerja saja dulu, lakukan saja dulu, semuanya pasti ada prosesnya, setiap ada
masalah pasti ada jalan keluarnya, tidak perlu mengharap kebetulan dan keajaiban. Tidak pasrah kepada nasib itulah potensi yang bisa bikin bangkit dari
kebangkrutan.
9. Berpikir Cerdas
Menjaga dan memelihara akal
sehat, itulah yang bisa bikin berpikir cerdas. Tidak membaca berita atau
informasi tentang takhayul, ajaib, cerita mistis, gosip, itulah yang dapat menjaga
akal sehat. Tidak memakai jimat, isim, pelet, pengasihan, susuk, itu juga suatu bentuk sikap menjaga akal
sehat. Tidak merokok, tidak menggunakan narkoba, itu menjaga akal sehat. Tidak berjudi juga merupakan sikap menjaga akal sehat.
Akal sehat itu harus
dipelihara dengan belajar dan membaca buku-buku atau berbagai informasi yang
logis, faktual, ilmiah, objektif, dan banyak manfaatnya, itulah yang dapat membangun
potensi akal sehat. Memelihara akal
sehat merupakan kegiatan memenuhi kebutuhan akan ilmu pengetahuan. Bisa juga
dengan mengurangi kebutuhan akan informasi hiburan,
itulah juga bisa bikin terpeliharanya
akal sehat, bahkan membangun potensi akal sehat.
Kalau berpikir sudah cerdas
karena mampu menjaga dan memelihara akal sehat, masalah apapun akan lebih mudah
diatasi, tidak terkecuali masalah uang, penghasilan, dan ekonomi. Karena itulah, berpikir cerdas
merupakan potensi yang bisa bikin bangkit dari kebangkrutan.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar