Oleh: Ari Ariyandi Gunawan
Cita-cita adalah suatu harapan yang memperhatikan kenyataan (realistis) yang akan dicapai, bisa berupa profesi atau kehidupan yang lebih baik di masa depan. Cita-cita berbeda dengan angan-angan. Cita-cita itu mengharapkan sesuatu yang realistis dan ada potensinya. Misalnya cita-cita ingin menjadi musisi tapi tidak pernah bisa bermain musik, tidak pernah latihan musik, tidak pernah ikut kursus musik, tidak pernah ikut perlombaan musik, itu cuma angan-angan belaka. Berbeda kalau cita-cita ingin menjadi pelukis professional dan mulai dari sekarang sudah mampu menggambar, sering ikut perlombaan, sudah banyak karya-karyanya, itulah cita-cita. Punya cita-cita itu banyak manfaatnya dalam menjalani kehidupan. Sehingga perlu tahu alasan mengapa wajib punya cita-cita.
1.Punya tujuan dalam
hidup
Tidak
punya cita-cita itu seperti tidak punya tujuan hidup, kemana saja, ikuti
apa saja, liar, dan tidak punya pendirian. Maka dari itu, penting memiliki
cita-cita. Karena punya cita-cita itu sangat baik dilakukan agar kehidupan bisa
diatur, terkendali, dan punya rencana. Orang yang punya rencana dalam
hidupnya, biasanya akan lebih cepat suksesnya daripada orang yang tidak punya rencana apapun. Karena
tidak mungkin ada orang yang sukses tanpa rencana, kecuali orang yang tiba-tiba
dapat hujan uang yang turun dari langit, tapi itu mustahil.
Baca Juga: Cara Memanfaatkan Belajar Mandiri
2.Belajar jadi ada
manfaatnya
Kalau
berupaya mengejar cita-cita, maka itu menandakan adanya motivasi bahwa proses belajar
harus ada manfaatnya. Ketika cita-cita tersebut tercapai, itulah salah satu bukti terwujudnya manfaat belajar. Tapi, apabila tidak
punya cita-cita sama sekali, itu sama saja dengan tidak ingin proses belajarnya
bermanfaat. Sekolah bertahun-tahun tapi
tidak ingin ada manfaatnya, itulah orang yang tidak punya cita-cita. Dari sini
sudah jelas, punya cita-cita itu wajib dilakukan bagi orang-orang yang pernah
sekolah atau pernah belajar.
Baca Juga: Mengenali Potensi Diri
Menganggur
itu bisa dianggap aib bagi orang-orang yang pernah sekolah atau belajar.
Sekolah bertahun-tahun tapi tidak bisa bekerja, betapa tidak ada manfaatnya
proses belajar yang pernah dilaluinya. Orang yang merasa nyaman menganggur, itu
bisa jadi karena tidak punya cita-cita selama sekolah ataupun belajar.
Padahal
coba pikirkan, pengangguran itu akan selalu dicurigai melakukan hal-hal yang jelek
oleh masyarakat. Orang yang menganggur, kalaupun
terlihat kaya, tetap saja dicurigai oleh masyarakat. Setiap ada masalah dalam kehidupan
sosial, pasti yang disalahkan terlebih dahulu para pengangguran. Sehingga menjadi
pengangguran itu seharusnya malu karena selalu dicurigai di masyarakat, juga seperti
orang yang tidak punya tenaga dan tidak
tangguh sebagai laki-laki dalam menghadapi kenyaatan.
Badan
bisa saja berorot, tampang sangar, maskulin, penampilan seperti tentara tapi menganggur,
betapa cemen laki-laki semacam itu. Karena kekuatan dan ketangguhan laki-laki
itu akan teruji dari pengalamannya mencari nafkah atau bekerja. Badan bisa jadi krempeng,
tapi kalau giat bekerja apalagi sudah mampu menafkahi keluarga, itulah
laki-laki sejati.
Orang
yang memiliki cita-cita, pasti tidak ingin menjadi pengangguran. Orang yang
memiliki cita-cita pasti ingin bekerja. Orang yang memiliki cita-cita pasti
tidak akan menyia-nyiakan proses dan hasil belajar. Tidak ingin menjadi
pengangguran, itulah salah satu alasan wajib memiliki cita-cita.
Baca Juga: 5 Profesi Berdasarkan Keahlian Menggambar
4.Punya rencana dalam
hidup
Orang
yang punya cita-cita pasti punya rencana dalam hidupnya. Ciri-ciri orang yang
punya rencana baik untuk masa depannya, biasanya akan pandai menyimpan, pandai
mengatur waktu, pandai menentukan pilihan, dan pandai menentukan sikap.
Ingin
punya jabatan, ingin menikah,ingin punya istri, ingin punya anak, ingin punya rumah, itu perlu perencanaan. Orang yang punya cita-cita pasti akan terbiasa
merencanakan, menyiapkan, dan merancang segala sesuatu dalam hidupnya, berpikir
untuk masa depannya, bukan bagaimana nanti saja. Karena kalau ingin hidup ini mengalir
saja, atau kemana saja ikuti arah angin, bebas tak tentu arah, itu bukan
prinsip orang yang punya cita-cita.
Baca Juga: Persiapan Kerja Bagi Pemula
Orang
yang punya cita-cita itu dapat dimaknai tidak pasrah kepada nasib. Ketika menyadari miskin, tidak diam menerima kenyataan sebagai
orang miskin. Melainkan selalu berupaya, belajar, bekerja keras dan bersungguh-sungguh
untuk mengubah nasib miskin menjadi kaya. Mengejar cita-cita merupakan wujud
ketidakpasrahan kepada nasib.
Pasrah
kepada nasib itu biasanya bikin hidup malas, mudah kepayahan ketika ingin mencapai sesuatu, kurang kemauan, selalu ingin
keajaiban, dan mendapatkan hadiah tiba-tiba. Pasrah kepada nasib semacam itu, tidak pantas
bagi orang yang punya cita-cita di masa depannya.
Prinsip
tidak pasrah kepada nasib dapat mengajarkan untuk selalu bekerja keras, berkeinginan kuat, bersungguh-sungguh
dalam mengerjakan sesuatu, tangguh dalam menghadapi kenyataan, dan selalu mencari
hasil nyata dari proses kerja, bukan menunggu
hadiah atau keajaiban. Karena itulah, tidak
ingin pasrah kepada nasib merupakan alasan wajib punya cita-cita.
6. Terkendali
Kalau
punya cita-cita, ketika akan melakukan
perbuatan jelek yang bisa merusak
cita-cita, maka akan mudah terkendali.
Misalnya ingin jadi tentara, ketika akan merokok dan mabuk-mabukan, pasti tidak
akan dilakukan karena itu bisa merusak cita-citanya saat akan masuk tentara, terutama saat tes fisiknya. Contoh
lainnya, ingin menjadi guru, ketika akan bermain-main, pesta-pesta, atau menjauhi
segala proses belajar, pasti tidak akan dilakukan karena itu bisa merusak
cita-citanya.Karena guru tidak mungkin
jauh dari proses belajar dan mengajar. Dari kedua contoh sederhana itu, jelas
bahwa punya cita-cita bisa menjadikan hidup terkendali. Sehingga ingin hidup terkendali, itu bisa dijadikan alasan
untuk punya cita-cita.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar