Jumat, 27 November 2020

Membuat Artikel yang Mudah Tapi Bermanfaat


Membuat Artikel yang mudah biasanya tidak perlu dianalisis, studi kasus, dan memperhatikan ideologi media. Artikel yang isinya non-ideologis dan berabstraksi rendah adalah artikel yang mudah dibuat. Tapi artikel yang mudah di buat  bukan berarti tidak diperlukan. Artikel yang mudah dibuat saat ini justru banyak sekali diminati media, terutama media online. Apa sajakah yang perlu diperhatikan ketika akan membuat artikel yang mudah tapi diperlukan banyak media.

Informatif

Bikin artikel yang berisi pengetahuan saja, seperti mendeskripsikan hasil-hasil penemuan-penemuan ilmiah, cara-cara membuat sesuatu atau tips dan trik, sinopsis film, resensi buku, tingkah selebritis, profil tokoh, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, reviews produk elektronik, kecantikan, kesehatan, dan lain sebagainya.

Mudah Dimengerti

Artikel yang mudah dicerna adalah artikel yang mudah dimengerti, biasanya ini persoalan bagaimana memainkan kosa kata, diksi yang digunakan, gaya bahasa, tanda baca juga berpengaruh terhadap mudah atau tidaknya sebuah karya tulis dapat dimengerti. Membuat artikel yang mudah dicerna, tidak perlu menggunakan bahasa tutur seperti dalam kolom surat kabar atau majalah, karena itu bukan artikel informatif. Artikel yang mudah dicerna adalah artikel yang menggunakan bahasa secara sederhana, yang sekiranya semua kalangan bisa mengerti.  

Baca Juga: Pembiasaan yang Membangun Potensi Menulis

Tanpa Resistensi

Artikel yang mudah tapi diperlukan biasanya artikel yang berisi wacana tanpa resistensi (perlawanan). Tidak ada pertentangan dalam artikel informatif. Sekedar mengungkapkan persetujuan terhadap tema atau objek yang sedang ditulis atau mendeskripsikan sesuatu yang diperlukan pembaca. Membuat artikel informatif, tidak menjadi kontributor ideologi apapun, sehingga bisa diterima di media apapun, terutama media berbasis pengetahuan dan bisnis.

Harga Artikel  

Besar kecilnya nilai karya tulis biasanya setara dengan manfaatnya. Semakin besar manfaatnya, semakin besar pula nilainya. Nilai itu banyak wujudnya, termasuk uang honor dari sebuah karya tulis. Uang honor karya tulis semestinya berbeda dengan royalti karya tulis. Ibarat honor tukang ketik dengan royalti karya artikel, itu berbeda.  

Baca Juga: Persiapan Kerja Bagi Pemula

Kalau berita, biasanya nyaris tidak ada royaltinya, karena dalam membuat berita sekedar menyampaikan suatu peristiwa, penyampaikan pernyataan orang lain, tidak ada proses kreatif yang besar didalamnya. Makanya jangan heran, harga artikel lebih mahal ketimbang berita. Padahal kerja membuat berita jauh lebih berat ketika harus terjun ke lapangan, meliput, observasi, dan wawancara.

Kalau ingin penghasilan besar dari berita, biasanya membuat berita-berita yang mendalam atau feature yang mengandung unsur sastrawi, biasanya jenis berita tersebut lebih mahal ketimbang straight news. Membuat berita feature salah satu hiburan saya ketika bosan membuat straight news, atau jenuh memenuhi target berita harian.

Baca Juga: Pilihan Kursus Lulusan SMA

Sebuah karya Artikel memang banyak manfaatnya. Tapi tidak mudah dibuatnya, bahkan dalam sebuah media, jarang ada wartawan yang setiap hari menulis artikel. Bahkan kebanyakan media justru mencari artikel dari para penulis di luar medianya. Sebuah artikel di media massa cetak, proses pembuatannya memang tidak mudah, ketika membuat artikel harus memperhatikan kemaslahatan, ideologi media, relevansi dengan konteks kekinian, ketokohan, faktualitas, originalitas, akurasi, penguasaan kosa kata, gaya bahasa, diksi yang pas, dan masih banyak yang lainnya yang perlu diperhatikan.[]

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar