Jumat, 20 November 2020

Pembiasaan yang Membangun Potensi Penulis

 

Kumpulan kliping karya Tulis Ari Ariyandi Gunawan


Oleh: Ari Ariyandi Gunawan

Penulis berbeda dengan tukang tulis. Penulis tidak hanya melibatkan aktivitas fisik, melainkan  ada aktivitas intelektual. Sedangkan tukang tulis hanya melakukan aktivitas fisik saja, misalnya kegiatan mengetik. Penulis dalam konteks ini adalah orang yang ahli dalam membuat karya tulis, baik karya tulis fiksi atau non-fiksi (ilmiah). Penulis disini maksudnya adalah orang yang pekerjaannya membuat karya tulis seperti dalam bentuk artikel, berita, feature, novel, cerita pendek, dan semua jenis karya tulis lainnya.

Menjadi penulis tidaklah mudah karena perlu keahlian khusus. Menjadi penulis dapat diwujudkan  melalui latihan ke latihan. Selain itu, untuk menjadi seorang penulis perlu terbiasa memelihara  kegiatan yang dapat membangun potensi menjadi penulis. Berikut ini pembiasaan yang harus dipelihara bagi orang-orang yang ingin menjadi penulis.

 

Membaca

 Kegiatan membaca bisa dijadikan sebagai pembiasaan yang tepat bila ingin menjadi penulis. Kegiatan membaca buku, artikel, berita dan semua jenis karya tulis lainnya, dapat memperluas wawasan, memperkaya kosa kata, dan terbiasa mengenali bahasa tulisan.

Wawasan yang luas bagi seorang penulis dapat memperlancar pengembangan pengetahuan ketika menulis. Wawasan yang luas juga dapat memperdalam suatu wacana. Ketika anda menulis tersendat-sendat, bingung harus mengungkapkan apa dalam bentuk tulisan, bisa jadi karena wawasan yang masih sedikit.

Kebiasaan membaca juga dapat memperkaya kosa kata atau  pembendaharaan kata. Ketika anda sudah punya ide dalam otak, tapi tidak bisa menuliskannya dalam bentuk kata-kata, itulah salah satu gejala bahwa anda  kurang menguasai kosa kata.  Dengan kebiasaan membaca, kosa kata itu akan terekam dalam memori otak. Sehingga ketika ada ide dalam otak, anda akan mudah  mengungkapkannya dalam bentuk tulisan.

Kebiasaan membaca akan memudahkan  anda mengenali bahasa tulisan, terutama ketika sering membaca buku non-fiksi atau berita di surat kabar. Bahasa tulisan berbeda dengan bahasa tutur atau bahasa lisan. Bila anda ingin menjadi penulis umum, dalam arti penulis karya fiksi dan non-fiksi, maka anda mutlak harus bisa membedakan bahasa lisan dengan bahasa tulisan. Anda tidak mungkin menulis berita dalam bentuk bahasa lisan. Tapi anda dalam bagian tertentu perlu menulis bahasa lisan atau bahasa tutur ketika menulis novel atau cerpen.  

Observasi

Kebiasaan mengamati objek pekerjaan manusia atau suatu peristiwa, kemudian menceritakannya kembali kepada orang lain atau teman dalam bentuk tulisan bebas, minimal dengan bahasa tutur atau gaya bahasa keseharian anda, itu dapat membuat anda mampu menulis.

Kebiasaan  observasi semacam itulah yang dapat membuat anda mampu memperoleh informasi dari suatu peristiwa, memahami pengetahuan dari sebuah fenomena, dan mengetahui suatu proses dalam peristiwa. Kebiasaan  observasi seperti itulah yang dapat membangun potensi bagi penulis.

Latihan Menulis

Anda tidak akan pernah bisa menulis, bila belum pernah menulis. Kalau anda hanya memperlajari teori-teori menulis saja, tidak pernah mencoba menulis, anda tidak mungkin bisa menulis. Pembiasaan menulis di buku catatan harian, itu salah satu bentuk latihan menulis. Pembiasaan menulis panjang lebar di media sosial, tentang apa yang terjadi di sekitar diri anda sendiri, itu juga suatu bentuk latihan menulis. Coba biasakan mengungkapkan apa yang sedang anda pikirkan ke dalam bentuk tulisan, itu secara tidak langsung merupakan suatu bentuk  latihan  menulis. Tapi, semua itu sekedar menulis dalam arti menulis karya tulis yang bebas saja. Anda belum bisa dikatakan sebagai penulis.

Anda lebih tepat bisa dikatakan sebagai penulis bila sudah mampu membuat karya tulis, misalnya  mampu membuat artikel, berita, feature, cerita pendek (cerpen), prosa, novel dan buku. Sebuah tulisan dapat disebut sebagai karya tulis, bila didalamnya terdapat tema, judul, struktur penulisan, logis, realistis, original, menggunakan bahasa yang baik dan benar, populer, ilmiah, dan memenuhi semua unsur karya tulis lainnya. Untuk bisa menjadi penulis yang sebenarnya semacam itu,  anda harus latihan menulis secara intensif dan praktek dalam pembinaan. Itu biasanya  ada dalam kursus-kursus menulis, ada juga dibangku perkuliahan, contohnya perkuliahan ilmu komunikasi jurnalistik.

Menjadi  penulis bukanlah dari bakat. Menjadi  penulis itu hasil belajar dan  latihan yang bersungguh-sungguh.

Mengirimkan Karya Tulis

Pengalaman saya sendiri ketika menjadi penulis pemula. Saya tidak pernah menghitung berapa karya tulis  yang pernah ditolak oleh surat kabar, pastinya banyak. Saya hanya suka mengkliping karya tulis yang sudah tercetak di  surat kabar. Dulu karya tulis saya sering ditolak. Kecewa  itu pasti, tapi saya tidak mau kalah dengan kekecewaan. Saya terus saja belajar menulis dan mengirimkan karya tulis saya ke surat kabar.

Penolakan karya tulis oleh surat kabar atau media lainnya, anggap saja sebagai resiko latihan menulis.  Karena pada dasarnya, anda tidak  akan mampu mengenali letak kesalahan, bila karya tulis anda tidak pernah ditolak.

Dulu, berdasarkan pengalaman saya kirim karya tulis ke surat kabar nasional, bila karya tulis saya ditolak, biasanya ada pemberitahuan apa saja kriteria kelayakannya,  sehingga saya bisa mengenali dimana letak kesalahannya. Bagi saya ketika itu, penolakan karya tulis  saya anggap sebagai latihan menulis gratis.  

Persiapkan Mental

Penulis bukanlah pekerjaan tukang menulis. Penulis  merupakan pekerjaan berdasarkan keahlian. Penulis selalu dekat dengan aktivitas intelektual. Karena itulah menjadi seorang penulis tidaklah mudah. Tidak sedikit orang yang ikut kursus menulis atau sekolah menulis, tapi tetap tidak bisa menjadi penulis karena mentalnya lemah.

Perlu kesiapan mental bila ingin menjadi penulis. Calon penulis pemula itu harus siap gagal, harus siap bila karya tulis banyak ditolak.   Calon penulis pemula tidak boleh mudah menyerah, harus selalu siap menghadapi kegagalan. Calon penulis pemula harus punya kemauan yang keras agar selalu latihan dan terbiasa kirim karya tulis. Calon penulis pemula harus siap menerima kenyataan bahwa menjadi penulis itu tidaklah mudah. Calon penulis pemula harus menyadari bahwa sebuah proses menulis sangat berharga.

Anda akan merasakan menjadi orang yang berguna  bila karya tulis anda telah di baca banyak orang, ratusan orang, ribuan orang, bahkan jutaan orang. Anda akan merasakan betul-betul menjadi seorang penulis, ketika anda mendapatkan honor menulis  atau royalty dari karya tulis yang telah dibuat dan diterbitkan. Begitulah sedikit gambaran indahnya pekerjaan penulis, menanamkan manfaat kepada orang lain melalui media, sambil menerima hasil dari proses dan kenyataan membuat karya tulis. []

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar