Buah
yang matang jauh lebih besar manfaatnya ketimbang buah yang masih mentah. Buah
yang matang, bukan saja buahnya yang bermanfaat, bahkan bijinyapun bisa
dijadikan benih yang baik untuk menjaga kelestarian manfaatnya. Sedangkan buah
yang mentah sangat sedikit sekali manfaatnya, bahkan tidak ada manfaatnya.
Namun untuk memperoleh buah yang matang, perlu proses yang lebih lama ketimbang
buah mentah.
Begitulah sedikit ilustrasi tentang
pentingnya suatu proses. Pendidikan, tentu juga butuh proses. Bahkan pendidikan
kita harus lebih mengutamakan proses, ketimbang hanya status yang bersifat
artifisial. Bila pendidikan kita lebih mengutamakan status, maka pendidikan
kita hanya mampu mencetak generasi mentah, bukan generasi yang matang karena
terdidik dan berdaya guna.
Pendidikan yang tidak mengutamakan proses
hanya akan mencetak generasi pragmatis, generasi yang hanya ingin mendapatkan
segala sesuatu secara instan dan jalan pintas saja. Generasi semacam itu
tentunya sangat mengkhawatirkan. Karena generasi semacam itu sangat mudah
dipengaruhi budaya liberal, berbagai tradisi yang cenderung membentuk sikap
yang tidak mengenal aturan, generasi pemalas karena terlalu senang dengan
permainan, kurang kreatif, dan konsumtif. Bila generasi semacam itu dibiarkan
tanpa perbaikan di dalam proses pendidikan, mungkin mereka bisa cenderung
kepada perbuatan-perbuatan yang kontraproduktif.
Dalam hal ini, sekolah sebagai institusi
pendidikan formal tentunya harus mampu membuat optimal pengalaman belajar para
peserta didik. Karena tidak mungkin sekolah mampu membentuk sikap apalagi
kemampuan bila para peserta didiknya kurang dalam pengalaman belajar. Sekolah
semacam itu biasanya tidak membuat para peserta didik yang jarang
masuk sekolah mudah naik kelas, apalagi lulus. Dan tidak pula membiarkan guru
yang jarang masuk ke sekolah, membiarkan murid-muridnya dikelas tanpa
proses belajar.
Sekolah yang mengutamakan proses pendidikan,
biasanya selalu berupaya membuka ruang yang seluas luasnya
untuk pengembangan diri para peserta didik melalui kegiatan
ekstrakulikuler yang beragam. Sehingga sekolah tersebut mampu mengarahkan minat
dan bakat peserta didik. Dan para peserta didik juga akan betah belajar di
sekolah.
Selain itu, sekolah perlu di dukung dengan
suasana pembinaan yang kuat dalam proses belajar, bukan sekedar transfer
pengetahuan. Dari sini keteladan dan pengaruh guru sangat diperlukan. Para
peserta didik di sekolah harus terbiasa menerima nasehat dari guru. Guru harus
selalu berupaya menerapkan pembiasaan sikap yang baik terhadap para peserta
didik dilingkungan sekolahnya. Sehingga nantinya, sekolah mampu menjadi sarana
pembentukan moral yang baik bagi para peserta didik.
* Artikel ini selesai ditulis pada 24 Maret 2015.
* Artikel ini selesai ditulis pada 24 Maret 2015.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar