Perlu upaya yang tepat agar murid mampu
mempertahankan atau meningkatkan prestasinya. Dalam hal ini, kita sebagai guru
harus berupaya membuat para peserta didik mampu berlomba-lomba dalam kebaikan
atau prestasi. Upaya tersebut bisa dengan menciptakan suasana persaingan di
dalam kelas, melalui tugas-tugas individu yang dilombakan, banyaknya tes atau
ulangan, banyaknya aspek penilaian (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) dan
memberikan apresiasi kepada peserta didik yang berprestasi.
Suasana persaingan itu terwujud manakala para
peserta didik di dalam kelas tidak lagi mencontek saat ujian, tugas individu
atau kelompok dikerjakan dengan baik, pergaulan di dalam kelas mengutamakan
belajar. Para peserta didik sudah mampu menempatkan urusan pertemanan dengan
persaingan belajar secara proporsional.
Kadang kita pun perlu membangun jiwa sportif
dalam proses belajar atau di lingkungan sekolah kepada murid. Bila ada
kesalahan dari murid di dalam proses belajar atau dilingkungan sekolah, kita
harus berupaya membuat murid mengakui kesalahannya dengan cara yang baik.
Pada saat setiap ulangan, tes, atau ujian
didalam kelas, kita mesti mengawasi murid sebaik-baiknya, atau
memperkecil peluang kecurangan. Selain itu, kita juga harus terbiasa
mengumumkan hasil ulangan, tes, atau ujian pada kesempatan tertentu didalam
kelas. Begitu pula kita mesti mengingatkan kepada murid bahwa mencontek itu
dapat merugikan dirinya sendiri. Mereka harus memahami bahwa nilai jelek tapi
hasil usaha sendiri lebih baik ketimbang nilai bagus tapi hasil mencontek.
Sebab, nilai dari hasil usahanya sendiri sangat mudah untuk mengetahui
kemampuannnya sendiri, sedangkan hasil mencontek sangat sulit. Bila kita
tidak melakukan seperti itu semua, mungkin murid akan sulit mengetahui
kemampuannya sendiri, apalagi melakukan evaluasi terhadap dirinya sendiri.
Upaya memotivasi murid supaya mampu
berprestasi dapat juga dilakukan dengan membangkitkan semangat belajar.
Misalnya dengan memberikan apresiasi kepada murid yang berprestasi, seperti
mengumumkan nama-nama murid yang bernilai tinggi dari hasil ulangan, tes, atau
ujian. Karena nilai tinggi itu merupakan bagian dari prestasi atau kebaikan.
Juga bisa dengan memuji karya-karya yang bernilai bagus, prilaku yang baik,
atau perubahan prilaku dari yang kurang baik menjadi baik.
Sedangkan kepada murid-murid yang bernilai
jelek atau masih kurang dari standar, kita sebagai guru harus mampu
memperlihatkan dampak dari nilai jeleknya,misalnya dengan memberikan kesempatan
perbaikan dengan syarat tertentu, yang bisa membuatnya sedikit jera karena
mendapatkan nilai jelek. Supaya semangat belajarnya masih tetap ada, biasanya
kita perlu mengingatkan akan cita-cita atau masa depan yang ingin diraihnya.
Menegaskan pentingnya proses belajar untuk meraih masa depan yang lebih baik.
*Artikel ini selesai di tulis pada 2 November 2014
*Artikel ini selesai di tulis pada 2 November 2014

Tidak ada komentar:
Posting Komentar