Berangkat dari sebuah pertanyaan saya sendiri, mampukah sekolah daring mencapai kompetensi dan membekali skill untuk para peserta didik dalam ilmu terapan?
Jawabannya, kalau ilmu murni
(sains), yang hanya berbasis pengetahuan saja, pasti sangat bisa. Hanya dengan
menonton dan mendengarkan presentasi saja, peserta didik bisa mencapai
kompetensinya. Melalui hasil ujian online biasa saja, bisa dijadikan indikator penilaian.
Berbeda kalau ilmu terapan dalam sekolah daring. Ilmu
terapan memang cukup rumit dilakukan secara daring. Kenapa ? Karena guru harus bisa
membangun pembelajaran yang dapat membuat peserta didik mengalami proses
pembuatan karyanya, walaupun tidak terlibat
secara langsung dengan peserta didiknya. Saat mengerjakan tugas proyek, para peserta
didik akan kesulitan belajar secara online, kecuali dibimbing dengan video
tutorial. Karena itulah, pembelajaran daring khusus ilmu terapan, perlu metode,
instrumen, dan assesmen yang spesial. Begitu
juga perlu media pembelajaran yang kompek, seperti berbasis video, teks, audio, dan web.
Begitulah hasil pengamatan saya terhadap situs-situs edukasi online yang ada di dalam dan luar negeri. Selain itu, saya juga menemukan 3 karakteristik pembelajaran dalam sekolah daring, yang masing bisa digunakan tergantung relevansi keilmuan dan kompetensi yang akan dicapai.
1.Kelas
Online. Kelas online ini bisanya merupakan pembelajaran online
yang bisa sangat interaktif. Tapi media yang digunakan biasanya tunggal,
misalnya video conference, video call, dan media chat. Kelas
online ini akan lebih tepat digunakan dalam sekolah kondisi darurat. Kelas online akan lebih relevan digunakan
dalam pembelajaran ilmu murni, yang memerlukan banyak diskusi dan berpikir.
Baca: Implementasi Sekolah Daring
2.
E-learning. Inilah karakter pembelajaran online yang
paling komprehensif, berbasis video, teks, audio, assesment per kompetensi, evaluasi
hasil belajar otomatis, review portofolio online, absensi online, dan e-sertifikasi.
Media yang digunakan dalam E-learning sangat kompleks dan dinamis, biasanya menggunakan
web khusus atau web membership, yang setiap
peserta didiknya harus login terlebih dahulu.
Kurikulumnya di cantumkan supaya peserta didik dapat lebih mudah memahami
kompetensi yang akan dicapainya. E-learning
lebih cocok digunakan dalam pembelajaran ilmu terapan.
3.Kursus
online. Inilah karekter pembelajaran online yang lebih pantas
untuk sekolah informal. Kursus online biasanya
merupakan bagian dari bisnis informasi edukatif, bukan bisnis pendidikan. Kursus
online cuma menjual video presentasi, ujian online, dan
e-sertifikat. Kalau untuk ilmu murni, peserta didik akan mudah mencapai kompetensinya.
Tapi kalau untuk pembekalan skills, tentu tidak akan cocok, dan tidak akan mudah mencapai kompetensinya, apalagi mencapai
keahlian.
(Ari Ariyandi Gunawan)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar