Jumat, 14 Agustus 2020

KONSEP SEKOLAH DARING

Berangkat dari sebuah pertanyaan saya sendiri, mampukah sekolah daring mencapai kompetensi dan membekali  skill untuk para peserta didik dalam ilmu terapan?   

Jawabannya, kalau ilmu murni (sains), yang hanya berbasis pengetahuan saja, pasti sangat bisa. Hanya dengan menonton dan mendengarkan presentasi saja, peserta didik bisa mencapai kompetensinya.   Melalui hasil ujian online biasa saja,  bisa dijadikan indikator penilaian.

Berbeda  kalau ilmu terapan dalam sekolah daring. Ilmu terapan memang cukup rumit dilakukan secara daring. Kenapa ? Karena guru harus bisa membangun pembelajaran yang dapat membuat peserta didik mengalami proses pembuatan karyanya,  walaupun tidak terlibat secara langsung dengan peserta didiknya. Saat mengerjakan tugas proyek, para peserta didik akan kesulitan belajar secara online, kecuali dibimbing dengan video tutorial. Karena itulah, pembelajaran daring khusus ilmu terapan, perlu metode, instrumen,  dan assesmen yang spesial. Begitu juga perlu media pembelajaran yang kompek,  seperti berbasis  video, teks, audio, dan web.

Begitulah hasil pengamatan saya terhadap situs-situs edukasi online yang ada di dalam dan luar negeri. Selain itu, saya juga menemukan 3 karakteristik pembelajaran dalam sekolah daring, yang masing bisa digunakan tergantung relevansi keilmuan dan kompetensi yang akan dicapai.

1.Kelas Online. Kelas online ini bisanya merupakan pembelajaran online yang bisa sangat interaktif. Tapi media yang digunakan biasanya tunggal, misalnya video conference, video call, dan media chat.   Kelas online ini akan lebih tepat digunakan dalam sekolah  kondisi darurat.  Kelas online akan lebih relevan digunakan dalam pembelajaran ilmu murni, yang memerlukan banyak diskusi dan berpikir.

Baca: Implementasi Sekolah Daring

2. E-learning. Inilah karakter pembelajaran online yang paling komprehensif, berbasis video, teks, audio, assesment per kompetensi, evaluasi hasil belajar otomatis, review portofolio online, absensi online, dan e-sertifikasi.  Media yang digunakan dalam E-learning  sangat kompleks dan dinamis, biasanya menggunakan web khusus atau  web membership, yang setiap peserta didiknya harus login terlebih dahulu.  Kurikulumnya di cantumkan supaya peserta didik dapat lebih mudah memahami  kompetensi yang akan dicapainya. E-learning lebih cocok digunakan dalam pembelajaran ilmu terapan.

3.Kursus online. Inilah karekter pembelajaran online yang lebih pantas untuk sekolah informal.  Kursus online biasanya merupakan bagian dari bisnis informasi edukatif, bukan bisnis pendidikan. Kursus online  cuma menjual  video presentasi, ujian online, dan e-sertifikat. Kalau untuk ilmu murni, peserta didik akan mudah mencapai kompetensinya. Tapi kalau untuk pembekalan skills, tentu  tidak akan cocok, dan tidak akan  mudah mencapai kompetensinya, apalagi mencapai keahlian.

(Ari Ariyandi Gunawan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar