Rabu, 25 November 2020

Saya Mengajar Agar Murid Hidup Berguna


Oleh : Ari Ariyandi Gunawan

Saya mulai aktivitas mengajar semenjak sering menjadi  pembicara diskusi dikalangan aktivis mahasiswa  dari lembaga pers mahasiswa dan organisasi ektrakampus. Saya bisa menjadi pembicara diskusi di organisasi haluan kanan atau kiri.  Karena kajian saya ilmiah dan independen. Saya tidak bisa terikat dengan ideologi tertentu, ketika diskusi umum. Tapi saya bisa mendoktrin dalam pengkaderan organisasi.

Pada mulanya, saya bercita-cita menjadi wartawan profesional dengan spesialisasi investigasi . Karena itulah saya kuliah S1 Jurusan Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik. Tapi semenjak saya senang dengan dunia ilmu pengetahuan, senang membaca buku dan mengkaji,  saya jadi terbiasa  mengajar dan merasa nyaman mengajar.  

Saya mengajar ketika itu lebih banyak tanpa imbalan apapun, hanya dengan ucapan terima kasih, saya sudah mengerti. Pada tahun 2003 saya mulai banyak di undang diskusi. Dari diskusi ke diskusi itulah,  pegogik saya mulai terlatih. Saya bisa berpidato dan  orasi juga dari kebiasaan mengajar.

Baca Juga: Persiapan Kerja Bagi Pemula

Ketika  saya mulai jenuh dengan dunia jurnalistik. Pada tahun 2006 saya keluar dari Surat Kabar Radar Bogor. Pada tahun 2007 saya mulai mencoba melamar ke sebuah sekolah SMKN 1 CIBADAK. Saya di sekolah tersebut mengajar ilmu komputer, web design dan Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI). Saya menjadi pengajar honorer di sekolah itu semenjak tahun  2007.

Kemudian saya  mengajar bahasa Indonesia di SMP PGRI CIBADAK semenjak tahun 2008/2009. Pada Tahun 2009 saya mengajar bahasa Indonesia di SMKN 1 SUKABUMI, Kabupaten Sukabumi  (Salabintana).  Pada tahun  2011 saya mengajar bahasa Indonesia, Seni Budaya, dan Ilmu Pengetahuan Alam di SMPN 1 CIAMBAR. Pada tahun 2017 SMPN 2 PARUNGKUDA saya mengajar Seni Budaya. Pada tahun 2017 SMPN 2 CIBADAK saya mengajar seni Budaya.

Baca Juga: Mengenali Potensi Diri

Bila dihitung dari mulai mengajar di sekolah formal sampai sekarang, saya telah 13 tahun mengajar di sekolah formal. Tapi bila dihitung dari aktivitas mengajar saat masih mahasiswa S1 sampai menjadi guru sekarang ini, saya  punya pengalaman mengajar selama  17 tahun lamanya.

Saya baru mendapatkan perhatian dari pemerintah sekarang ini pada tahun 2020. Pada tahun ini saya mendapatkan SK bupati tentang penugasan guru tidak tetap. Dan pada tahun ini juga, saya  baru mendapatkan nomor NUPTK  (Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan).   

Baca Juga: Pilihan Kursus Lulusan SMA

Saya tidak pernah menghitung sudah berapa jumlah murid yang pernah saya ajar. Saya tidak pernah menghitung berapa jumlah manfaat yang telah saya berikan kepada murid.  Yang jelas,  kesuksesan saya sebagai guru akan terlihat ketika murid-murid  menjadi orang yang sukses, dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, bangsa, dan Negara. Dan itu  akan dapat terwujud  bila murid-murid telah bekerja. Karena dengan bekerja itulah mereka pasti bisa menjadi orang yang berguna dan berkontribusi bagi bangsa dan negara. Kekuatan nasionalisme saya sebagai guru,  ada dari seberapa banyak murid yang telah bekerja.  Begitulah sedikit gambaran kontribusi  saya terhadap nasionalisme Indonesia. [*]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar